Jadwal Kursus OW

Dalang Cilik : Hari Kamis, dan Sabtu jam 16.00 s/d selesai.
Dalang Dewasa : Hari Sabtu, jam 20.00 s/d selesai.
Kethoprak : Hari Kamis, jam 20.00 s/d selesai.

Salam Budaya,,

Antasena

Selasa, 07 Januari 2014

Anantasena, atau sering disingkat Antasena adalah nama salah satu tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam naskah Mahabarata karena merupakan asli ciptaan para pujangga Jawa. Tokoh ini dikenal sebagai putra bungsuBima, serta saudara lain ibu dari Antareja dan Gathotkaca.
 Dalam pewayangan klasik versi Surakarta Antasena merupakan nama lain dari Antareja yaitu putra sulung Bimasena. Sementara menurut versi Yogyakarta Antasena dan Antareja adalah dua orang tokoh yang berbeda.
Akan tetapi dalam pewayangan zaman sekarang, para dalang Surakarta sudah biasa memisahkan tokoh Antasena dengan Antareja, sebagaimana yang dilakukan oleh para dalang Yogyakarta.

Asal-Usul

Antasena adalah putra bungsu Bima, yaitu Pandaawa nomor dua. Ia lahir dari seorang ibu bernama Dewi Urangayu putri Batara Mintuna. Bima meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri Amarta.
 Antasena lahir dan dibesarkan dalam naungan ibu dan kakeknya. Setelah dewasa ia berangkat menuju Amarta untuk menemui ayah kandungnya. Namun saat itu Bima dan saudara-saudaranya sedang disekap oleh sekutuKurawa yang bernama Ganggatrimuka raja Dasarsamodra.
Antasena berhasil menemukan para Pandawa dalam keadaan mati karena disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut. Dengan menggunakan Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena berhasil menghidupkan mereka kembali. Ia juga berhasil menewaskan Ganggatrimuka.
Antasena kemudian menikahi sepupunya yang bernama Janakawati putr Arjuna.

Sifat dan Kesaktian

Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, namun teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan bahasa ngoko sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.
Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.

Kematian

Antasena dikisahkan meninggal secara muksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Baratayuda Ketika itu Wisanggeni dan Antasena menghadap Sanghyang Wenang leluhur para Dewa untuk meminta restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi Korawa. Sanghyang Wenang menyatakan bahwa jika keduanya ikut berperang justru akan membuat pihak Pandawa kalah. Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali ke dunia. Keduanya kemudian menyusut sedikit-demi sedikit dan akhirnya musnah sama sekali di kahyangan Sanghyang Wenang.


Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto Saya
Oemah Wayang Klaten
Lihat profil lengkapku

Chat

Art & Artist Blogs - BlogCatalog Blog Directory


Kerjasama Bareng :

Kerjasama Bareng :


Blogger templates