Mugiyono Kasido merupakan salah seorang seniman tari dari Indonesia yang sering keliling dunia. Kehadirannya sebagai penari tingkat Internasional tidak diragukan lagi. 5 Benua di dunia telah dikunjunginya. Seniman-seniman, penikmat tari di benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia sudah sering mendengar nama Mugiyono Kasido. Meskipun Mugiyono kasido sering keliling dunia, ia tetap hidup dengan bersahaja, bahkan ia menyempatkan diri untuk berbagi ilmu, keahlian, dan kepintaran dalam tari kepada masyarakat di sekitar Omah Wayang. Kegiatan terebut dilaksanakan pada awal bulan Mei tahun 2012. Mugiyono Kasido dalam kesempatan tersebut mengajarkan salah satu teknik tari ciptaannya yaitu Tari dalam Kaos
Secara singkat Mugiyono Kasido (Mugi) memiliki latar belakang dan pengalaman berkesenian sebagai berikut :
Mugiyono Kasiod lahir di Jogodayoh, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia pada tahun 1967 dari keluarga dalang. Sejak kecil Mugi telah bergaul akrab dengan dunia pertunjukan dan mulai menari sejak usia delapan tahun dengan dasar tari Jawa klasik yang sangat kuat.
Mugi memulai pendidikan formal bidang seni tari di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta yang diselesaikannya pada 1988. Dia kemudian melanjutkan minatnya ke Sekolah Tinggi Seni (STSI) Surakarta hingga 1993.
Mugi memulai karir sebagai koreografer pada 1992, dengan melahirkan karya Mati Suri. Katya ini dipentaskan di Kraton Mangkunegaran Surakarta, dan meraih Tropi Mangkunegara IX Kraton Surakarta sebagai Penyaji Terbaik Tari Kontemporer(The Best Performer Creative Dance). Pada 1993, karyanya berjudul Terjerat yang dipentaskannya di Taman Sriwedari Surakarta meraih penghargaan Penata Tari Terbaik.
Selain telah berpentas di Asia, Australia, Eropa, Amerika dan Afrika dengan tari-tarinya: Kabar Kabur, Bagaspati, Kosong, Topeng, Amorphous, Rotate, dan Mencari Mata Candi, Surat Shinta, Lingkar, Mugi juga terlibat dalam proyek kolaborasi, antara lain program SOME SHINE (Jerman, Inggris, Israel, dan Indonesia), OR LOCAL (Indonesia, Inggris, Belanda, dan Jerman) serta MASKS DANCE SYMBIOSA PROJECT (Indonesia & Thailand)
Kerja kolaborasi tersebut kemudian memunculkan kerja sama dengan seniman lain dari berbagai negara, seperti Denisa Reyes (Filipina); Ramli Ibrahim, Arif Waran Saharudin (Malaysia); Waguri, Masato Tanaka, Osamu Jareo (Jepang); Ria Haggler (Belanda); Lane Savadove (USA), Polly Motley (Amerika), Koffi Koko (Perancis), Kotta Yamazaki (Jepang). Bersama seniman Indonesia, kerja bareng dijalin antara lain dengan Dedek Wahyudi, Slamet Gundono, W.S Rendra, dan I Wayan Sadra. Mugi juga turut berperan dalam program penelitian Dr. Alessandra Lopez Y Royo Iyer (Dosen Senior di Jurusan Tari University of Surrey Roehampton, London) tentang relief Candi Prambanan.
Salah satu karya yang paling berkesan adalah ketika ia menari non stop selaman 36 jam pada 18-19 April 2011 di Taman Mini Indonesia Indah. Pada waktu itu mugiyono menari dalam rangka ulang tahun Taman Mini ke-35 Museum Rekoe-Dunia Indonesia (MURI) lantas memberi penghargaan menari dalam 36 jam kepadanya. Hal yang paling menarik dari kegiatan tersebut adalah Mugiyono harus makan dan minum sambil menari.
Mugiyono Kasido selain berbagi pengetahuan kepada masyarakat sekitar Omah Wayang Klaten, ia juga melakukan pameran poster dan foto. Pameran poster dan foto tersebut merupakan dokumentasi pertunjukannya di berbagai tempat termasuk di mancanegara. Poster tersebut sebagai pemberi informasi dimana dia pentas dan untuk apa dia pentas.
Salah satu karya yang paling berkesan adalah ketika ia menari non stop selaman 36 jam pada 18-19 April 2011 di Taman Mini Indonesia Indah. Pada waktu itu mugiyono menari dalam rangka ulang tahun Taman Mini ke-35 Museum Rekoe-Dunia Indonesia (MURI) lantas memberi penghargaan menari dalam 36 jam kepadanya. Hal yang paling menarik dari kegiatan tersebut adalah Mugiyono harus makan dan minum sambil menari.
Mugiyono Kasido selain berbagi pengetahuan kepada masyarakat sekitar Omah Wayang Klaten, ia juga melakukan pameran poster dan foto. Pameran poster dan foto tersebut merupakan dokumentasi pertunjukannya di berbagai tempat termasuk di mancanegara. Poster tersebut sebagai pemberi informasi dimana dia pentas dan untuk apa dia pentas.