Jadwal Kursus OW

Dalang Cilik : Hari Kamis, dan Sabtu jam 16.00 s/d selesai.
Dalang Dewasa : Hari Sabtu, jam 20.00 s/d selesai.
Kethoprak : Hari Kamis, jam 20.00 s/d selesai.

Salam Budaya,,

Sejarah Wayang Warta

Jumat, 19 Juli 2013


Gagasan untuk membuat wayang Kristen sebenarnya sudah ada sejak awal tahun 70-an, tetapi gagasan tersebut belum terealisasi sampai pertengahan tahun 70-an. Kendala yang dihadapi tidak hanya dari segi biaya, tetapi gambaran mengenai bentuk serta isinya masih kabur. Yang jelas, kebutuhan mengenai adanya wayang Kristen sudah terasa sejak awal tahun 70-an.

Pementasan wayang dengan cerita Alkitab di Kabupaten Klaten pada awalnya dilakukan oleh Sukimin di GKJ Ketandan. Pementasan wayang tersebut bertujuan untuk memeriahkan perayaan Natal tahun 1973. Permintaan pada waktu itu disanggupi Sukimin dengan mementaskan pertunjukan wayang dengan lakon Kelahiran Yesus.

Sukimin lalu mementaskan pertunjukan wayang kulit bercerita Alkitab dengan memakai boneka wayang Purwa sebagai medianya. Pada waktu itu, tokoh Dasamuka digunakan untuk memerankan Herodes, Janaka untuk Yusuf, Sembadra untuk Dewi Maria, dll. Teknik pementasan pada pertunjukan tersebut seperti wayang kulit Purwa, dengan durasi satu jam. Lakon Kelahiran Yesus tersebut dipentaskan Sukimin sebanyak 3 kali untuk memeriahkan Natal, masing-masing tahun 1973 di Dusun Tepus, kedua tahun 1974 di Dusun Gemblakan di wilayah Ketandan dan ketiga tahun 1974 di Dusun Kemiri wilayah Kecamatan Jatinom.

Pada bulan September 1975 Sukimin diminta memeriahkan Natal di luar kota yaitu di Gereja Kristen Jawa Ngablak, Sala Tiga. Undangan mempergelarkan wayang dengan cerita Alkitab  ke luar kota membuat Sukimin ingin tampil lebih sempurna dari tahun-tahun sebelumnya. Dari tiga kali pementasan yang pernah dilakukan, Sukimin merasa pementasannya kurang berhasil. Sukimin lalu berusaha meminjam Wayang Wahyu milik Katholik namun ditolak.[3]

Perasaan kecewa Sukimin karena penolakan orang Katholik diceritakan kepada sahabatnya R. Sumijanto. Hasil pertemuan antara Sukimin dan R. Sumijanto memunculkan gagasan untuk membuat wayang Kristen dengan corak tersendiri. Sukimin dan R. Sumijanto lalu menghubungi Murhadi Hadisubroto untuk membuatkan gambar wayang Kristen. Dari pertemuan tiga orang tersebut dihasilkan kesepakatan akan membuat wayang Kristen, dan pada tanggal 22 September 1975 ditetapkan sebagai timbulnya wayang Warta.[4] Murhadi kemudian mencari buku-buku bergambar tokoh-tokoh Alkitab, dan juga gambar-gambar pembatas Alkitab.[5]

Setelah mendapat gambar, dan bahan yang dibutuhkan, Murhadi kemudian dilukis pada kertas, dengan bentuk sebagai berikut : bentuk kepala seperti kepala manusia dilihat dari samping, bentuk tangan seperti bentuk wayang Purwa, bertangan dua (muka dan belakang) berlengan panjang, bentuk pakaian menyesuaikan gambar. Setelah gambar selesai, gambar diserahkan kepada R. Sumijanto untuk ditatah dan disungging.[6]

Akhirnya setelah tiga bulan sejak September 1975 sampai bulan Desember 1975 dapat diselesaikan 22 bentuk boneka wayang. 22 bentuk boneka wayang tersebut adalah Imam Agung Hanas, Imam Agung Kayafas, Petrus, Yohanes, Philipus, Thomas, Saulus, Yudhas, Gamaliel, Maryam, Tentara Israel, Tentara Israel, Tentara Rum (2 boneka), Ananias, Syafira, Maxab, Dagelan (2 boneka). Dari 22 boneka wayang tersebut baru bisa digunakan untuk cerita Tumedhaknya Roh Suci atau Turunnya Roh Kudus.[7] Akhirnya pentas perdana di GKJ Ngablak Salatiga pada tahun 1975 dapat berjalan dengan sukses. Hanya sayangnya waktu itu simpingan masih menggunakan wayang Purwa dan iringan seperti wayang Purwa. Pada pementasan tahun 1975 ini Murhadi menamakan wayang ini Wayang Rahayu[8] atau Wayang Warta Rahayu[9]





Atas usul Kristianta pendeta asal Kebonarum,  wayang Rahayu diminta dipentaskan lagi pada tahun 1976 di Kebonarum untuk memeriahkan hari Paskah. Pada pementasan ini yang bertindak sebagai dalang adalah Sumijanto.[10] Pada pementasan ini R. Sumijanto dibantu oleh Daryono berinisiatif membuat iringan wayang Warta dengan mentransformasikan Kidung Jawi ke dalam gendhing.[11] 

Setelah pementasan yang dilakukan R. Sumijanto, pendeta Kristianta memerintahkan R. Sumijanto untuk melanjutkan, dan mengembangkan Wayang Rahayu supaya bisa lestari. Dari hasil musyawarah Sumijanto, Murhadi dan para sahabat yang direstui PERDATA Ketandan, Wayang Rahayu diubah namaya menjadi Wayang Warta.[12] Nama Wayang Warta ini berasal dari kata warta rahayu (kabar gembira yang artinya Injil). Kata warta rahayu ini dirasa terlalu panjang untuk menamai sebuah wayang. Dengan mempertimbangkan nama-nama wayang yang telah ada sebelumnya, yang umumnya hanya menggunakan dua suku kata, maka Wayang Warta Rahayu disebut Wayang Warta.[13]

Lihat Videonya disini

Festival Kethoprak Pelajar Kabupaten Klaten

Kamis, 18 Juli 2013

Festival Kethoprak Pelajar

Festival kethoprak pelajar merupakan sebuah festival kethoprak bagi pelajar SMA/SMK sederajad se Kabupaten Klaten yang diadakan setahun sekali. Festival ini dilaksanakan atas kerjasama Amigo Group, bersama Oemah Wayang Klaten, Pepadi, Dinas Pendidikan Klaten, Dewan Kesenian Klaten,  dan Grup Karawitan Cahya Laras. Acara ini secara rutin dilaksanakan pada bulan Mei, di SD Kristen III Klaten, namun pada tahun 2013 ini akan dilaksanakan pada akhir bulan Agustus.

SD Kristen III Klaten diilih panitia sebagai tempat ajang unjuk kebolehan dalam berpentas karena SD Kristen merupakan satu-satunya tempat yang paling representatif di Kabupaten Klaten. Memang, ada beberapa panggung kethoprak yang  ada, seperti di panggung Oemah Wayang, atau di panggung pentas Dlimas. Kedua tempat tersebut memang biasa dipakai guna pentas kethoprak, namun dilihat secara kelayakan untuk sebuah festival rupanya belum memenuhi standart persyaratan. Atas alasan tersebut panitia festival kemudian memilih gedung pertunjukan SD Kristen III Klaten.

Pemilihan SD Kristen ini bukan berarti SD Kristen III sudah mampu memenuhi harapan panitia. Kelemahan tempat tersebut terutama pada kurang luasnya tempat penyelenggaraan. Kurang luasnya gedung pertunjukan tersebut berakibat pada ketidakmampuan dalam menampung jumlah pelajar SMA SMK sederajad se kabupaten Klaten yang ingin berapresiasi seni tradisional Kethoprak.

Festival kethoprak pelajar selain sebagai wahana untuk apresiasi teater tradisional, juga memiliki fungsi lain. Fungsi lain tersebut misalnya: (1) mampu mendekatkan kembali seni tradisi kethoprak kepada para pelajar. (2) Para pelajar mampu belajar berbahasa Jawa. (3) Sebagai ajang unjuk kebolehan berackting, dll. Begitu besarnya peran, fungsi dari acara semacam ini, maka perlu terus dilestarikan, dan dikembangkan.

Perkembangan mengenai kegiatan festival pelajar sampai saat ini memang menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dapat diditeksi dari anggota festival yang mengikutinya dari tahun ke tahun. Kegiatan Festival pelajar pertama yang dilaksanakan pada tahun 2010 memiliki peserta: 4 sekolah yaitu SMK Petrus Kanisius, SMK N 1 Gantiwarno, SMA 2 Klaten, dan SMK Tunggal Cipta.

Pada tahun 2011 peserta meningkat menjadi 7 peserta yaitu SMK N 1 Gantiwarna, SMK N 3 Klaten, SMK Petrus Kanisius, SMK Swadaya, SMA N 2 Klaten, SMK Tunggal Cipta.

Peserta fwstival pada tahun 2012 bertambah lagi menjadi 8 peserta yaitu SMA N 2 Klaten, SMK N 3 Klaten, SMK Petrus Kanisius Klaten, SMK Swadaya, SMA N 3 Klaten. SMK N 1 Trucuk, SMK N 1 Gantiwarno, SMK Tunggal Cipta.

Tahun 2013 ini peserta semakin menggila yang terdiri dari SMA N 1 Klaten, SMA N 2 Klaten, SMK N 2 Klaten, SMK N 3 Klaten, SMK N 1 Gantiwarna, SMK N 1 Rota Bayat, SMK Petrus Kanisius, SMK Swadaya, SMK Wasis Jogonalan, SMK N 1 Trucuk, SMK Widya, SMK N 1 Tulung, SMK N 1 Prambanan.

Perkembangan yang menggembirakan, dan antusias sekolah-sekolah di Kabupaten Klaten tersebut perlu terus dibina, dilestarikan. Semuanya itu tidak lepas dari peran serta dari berbagai elemen yang mendukungnya seperti Amigo Group sebagai sponsor utama, bengkel teater kethoprak Omah Wayang dengan group Karawitan Cahya Laras, Dinas Pendidikan yang mendorong sekolah-sekolah se Kabupaten Klaten, serta berbagai pihak yang mendukungnya. Semoga dengan terus diselenggarakannya festival ini akan mampu membangkitkan kegiatan berkesenian di Kabupaten Klaten utamanya Kethoprak.

Salam Budaya......


Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto Saya
Oemah Wayang Klaten
Lihat profil lengkapku

Chat

Art & Artist Blogs - BlogCatalog Blog Directory


Kerjasama Bareng :

Kerjasama Bareng :


Blogger templates